itoday.id, Jakarta | Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendorong industri pupuk dalam negeri, khususnya Pupuk Indonesia dan anak perusahaannya, seperti Pupuk Kujang dapat memproduksi pupuk untuk pengembangan komoditas berorientasi ekspor.
Saat menghadiri Kujang Fest 2020 di Kantor PT Pupuk Kujang, Karawang, Jawa Barat, Sabtu, Mentan Syahrul meminta Pupuk Kujang dan Pupuk Indonesia Holding Company tidak hanya memproduksi pupuk bersubsidi yang saat ini diprioritaskan untuk tanaman pangan.
“Kepada seluruh industri pupuk yang ada agar tidak hanya mempersiapkan pupuk-pupuk bersubsidi tetapi mempersiapkan (pupuk) untuk komoditas tertentu didorong mempergunakan pupuk yang luar biasa agar besok ada ekspor yang kita lakukan,” kata Mentan melalui keterangan resmi di Jakarta.
Syahrul menegaskan Kementerian Pertanian (Kementan) dan berbagai pemangku kepentingan tidak hanya fokus menyediakan beras dan bahan pokok untuk 267 juta jiwa. Namun demikian, memprioritaskan juga pengembangan komoditas pangan lainnya yang menjanjikan untuk diekspor sehingga sektor pertanian semakin kuat mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.
Ia mencontohkan sejumlah komoditas buah-buahan tropis yang menjadi peluang untuk ekspor, seperti manggis, nanas dan jeruk. Dengan adanya virus corona yang menghambat suplai buah dari China, menjadi peluang bagi Indonesia untuk memasok ekspor buah ke Eropa, Jerman dan Italia.
Oleh karena itu, Syahrul optimistis Indonesia mampu mengambil bagian dalam pasar ekspor tersebut. Peranan industri pupuk khususnya Pupuk Indonesia dan Pupuk Kujang turut berkontribusi menghadirkan pertanian yang semakin siap ke depan.
Sementara itu, Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana turut mengapresiasi kebijakan Kementerian Pertanian, terutama melawan alih fungsi lahan pertanian, sehingga sejalan dengan upaya pemerintahan Karawang dalam menjaga lahan pertanian teknis.
“Walaupun sejak tahun 1983 pengembangan industri ada di Kabupaten Karawang, komitmen yang utama bersama DPRD bagi petani, dua tahun lalu menetapkan peraturan daerah tentang lahan pertanian berkelanjutan,” kata Bupati.
Bupati Cellica menyebutkan Kabupaten Karawang memiliki 37.000 hektare (ha) lahan teknis dan juga penyesuaian tata ruang wilayah sampai dengan tahun 2030, sebanyak 87.000 ha lahan pertanian teknis dipertahankan.
Produksi beras di Kabupaten Karawang pun sebanyak 1,3 juta gabah kering giling (GKP) per tahun, sementara kebutuhan konsumsi Karawang hanya 500.000 ton GKP per tahun. Dengan demikian, produksi padi di Kabupaten Karawang surplus 800.000 ton GKP per tahun.
Penulis : Red