itoday.id, Jakarta | Lembaga riset ilmiah SETARA Institute meminta Kapolri Jenderal Idham Azis memastikan kerja kepolisian dalam menangani ancaman terhadap Kebhinekaan dan Pancasila berlangsung secara profesional, demokratis, serta menghormati dan melindungi hak asasi manusia (HAM).
Direktur Riset Setara Institute Halili Hasan mengatakan Kepolisian harus mengedepankan pendekatan humanis dan non kekerasan dalam menangani ancaman tersebut.
“Ancaman terhadap Pancasila dan kebinekaan itu nyata, namun kepolisian mesti mengambil peran presisi,” katanya dalam diskusi bersama media di Hotel Ibis Tamarin, Jakarta, Kamis (7/11/2019).
Halili mengingatkan penegakan hukum terhadap warga yang diduga menyeleweng dari Pancasila jangan sampai mengabaikan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Begitu pun terhadap warga sipil yang melakukan aksi demonstrasi, polisi jangan sampai abai dengan sikap humanis dalam menangani aksi massa.
Di sisi lain, Kapolri perlu memperhatikan institusinya yang belakangan pernah tersusupi paham radikalisme. Terpaparnya anggota Polri oleh paham anti Pancasila merupakan fenomena yang ironi mengingat Polri lah alat negara yang semestinya menjunjung tinggi ideologi Pancasila.
“Tidak hanya di lingkup eksternal, kepolisian juga mesti berbenah pada ranah internal. Beberapa anggota kepolisian terpapar radikalisme, mulai dari Brigadir K di Jambi pada tahun 2018 hingga Bripda NOS yang dua kali ditangkap pada tahun 2019,” imbuh Halili.
SETARA Institite mendesak Kapolri untuk melakukan audit tematik dalam jabatan atas petinggi dan anggota serta screening ideologis dalam rekrutmen di lingkungan internal kepolisian.
Senada dengan Halili, juru bicara Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan Hari Purwanto tak menampik adanya virus radikalisme yang masuk ke institusi kepolisian selain juga banyak menyerang institusi pendidikan.
“Memang ada kasus-kasus seperti itu dan sekarang terus diatasi dengan berbagai literasi,” katanya saat dikonfirmasi reportase.tv
Penguatan literasi dan pemahaman yang utuh tentang Pancasila menurutnya tetap harus dilakukan. Hal tersebut menjadi tantangan besar bagi Kapolri Idham Azis.
Penulis : Red