itoday.id TANGERANG SELATAN – Kantor Wilayah DJBC Banten menerima kunjungan kerja Tim Secondment Kementerian Keuangan 2023 Subtema Dukungan Ekspor UMKM Berorientasi Ekspor yang merupakan kolaborasi dari satuan kerja vertikal di bawah kemenkeu yaitu Ditjen Bea Cukai, Ditjen Pajak, LNSW, Ditjen Kekayaan Negara dan Ditjen Perbendaharaan.
Kunjungan lapangan Tim Secondment UMKM Kemenkeu 2023 agar secondee dapat mengenal lebih jauh dan merasakan langsung dari sisi pengusaha UMKM. Ini diharapkan dapat bermanfaat bagi UMKM khususnya yang melakukan kegiatan usaha di wilayah Provinsi Banten.
Kementerian Keuangan terus berkomitmen memajukan perekonomian Indonesia dengan memberikan dukungan kepada pelaku UMKM hingga dapat menembus Pasar Global.
Kepala Kantor Wilayah DJBC Banten, Rahmat Subagio dalam sambutannya menjelaskan kepada Tim Secondment bahwa pada wilayah Provinsi Banten sendiri terdapat 257 UMKM yang telah dilakukan pembinaan. Dengan rincian 62 UMKM rintisan, 163 UMKM Mandiri, dan 32 UMKM siap ekspor.
“Pada kenyataannya, satu UMKM dapat menjadi binaan beberapa instansi. Sehingga strategi yang dipilih adalah bersinergi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak terkait”, ujar Rahmat di Aula Kanwil Bea Cukai Banten.
Kepala Kanwil Bea Cukai Banten mencontohkan ketika Bank Indonesia (BI) mengadakan bazar UMKM, pihak Kanwil DJBC Banten menghubungi UMKM binaan BI untuk menyampaikan informasi perihal bazar tersebut.
“Kami berharap kedepannya kolaborasi terkait UMKM ini akan terus berlanjut dengan mengajak Perguruan Tinggi agar dapat memberikan berbagai ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat langsung bagi para pelaku UMKM dalam mengembangkan usahanya hingga menembus pasar mancanegara”, terang Rahmat, Rabu (22/11/2023).
Kepala Bidang Fasilitas Kepabeanan dan Cukai, Firsti Masdiani mengatakan terdapat 6 (enam) program dalam pembinaan UMKM yang dijalankan oleh Pokja UMKM Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Banten, dari program tesebut dibuatlah Daftar Sasaran Bersama (DSB) yang berjumlah 31 kegiatan.
“Kegiatan pembinaan UMKM tersebut meliputi sosialisasi, asistensi dan pelatihan dari segi perpajakan, pembiayaan dan ketentuan ekspor” ucap Ibu yang akrab dipanggil Anin.
Terdapat usulan menarik tentang pembuatan warehouse di Jepang dimana gudang tersebut selain digunakan untuk penyimpanan barang UMKM asal Indonesia, dapat juga digunakan sebagai tempat pameran, namun akibat terkendala biaya, maka usul tersebut belum dapat direalisasikan.
Selain itu, Tim Secondment UMKM Kemenkeu 2023 yang dikomandoi Kepala Seksi Fasilitas Impor Tujuan Ekspor Pembebasan DJBC, Lucia Itaning Prasetya menambahkan informasi kepada para pelaku UMKM bahwa akan diadakan pelatihan oleh United Nations Transition Assistance Group (UNTAG) hasil kerjasama Kementerian Keuangan dan Kementerian Luar Negeri. Pelatihan akan diadakan di Surabaya pada tanggal 11-16 Desember 2023 dengan menggunakan bahasa Inggris.
Lanjut Lucia Itaning juga, Lembaga Nasional Single Window (LNSW) telah mengembangkan situs umk-e.kemenkeu.go.id dimana UMKM dapat mensubmit data tentang usahanya.
“Kami berharap para UMKM mendaftarkan Nomor Induk Berusaha (NIB) untuk menjalankan usahanya sehingga dapat melakukan ekspor sendiri. Terkait dukungan teknis nanti akan dibantu oleh KPPBC TMP A Tangerang dan pendaftarannya dapat dilakukan di KPU Tanjung Priok atau KPU Soekarno Hatta” ungkap Lucia.
Terakhir salah satu Pelaku UMKM yang hadir, PT. FOLLOWME Indonesia yang dipimpin oleh Direktur Henry Suhardja mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Bea Cukai dalam hal ini Kanwil Bea Cukai Banten yang terus memberikan dukungan hingga saat ini.
“Dukungan dan support yang diberikan oleh Bea Cukai Banten sangat berarti dan membantu kami sehingga Perusahaan kami berhasil melakukan ekspor ke luar negeri”, tutur Henry. (Red)