itoday.id | TANGERANG . Setelah dimulai sejak September 2021 lalu. Kini, berasarkan intruksi dari SKB 4 Menteri, Pemerintah Kota Tangerang melalui Dinas Pendidikan menyelenggarakan kapasitas ruang kelas Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas mulai dari tingkat PAUD, TK, SD hingga SMP sudah 100 persen, Senin (3/1/2022).
Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Tangerang, Jamaluddin mengungkapkan pada kebijakan ini kapasitas kelas sudah 100 persen, namun masih seminggu dua sampai tiga kali. Sisanya, pembelajaran masih dilakukan secara daring seperti biasanya.
“Secara teknis sebenarnya diatur masing-masing sekolah. Misal dua hari pertama kelas IX dan selanjutnya. Sedangkan untuk fasilitas penerapan prokes masih sama seperti biasanya. Kabijakan kantin juga masih sama ditutup, istirahat atau makan minum masih dilakukan di masing-masing kelas,” ungkap Jamal dalam keterangannya.
Ia pun menuturkan, untuk aktivitas ekstrakurikuler sudah boleh digelar. Namun, secara teknis aktivitasnya hanya diperbolehkan di ruang kelas masing-masing.
“Minggu pertama ini, masih akan kita evaluasi bagaimana dengan konsep dua hari dan kapasitas 100 persen ini. Selanjutnya, tidak menutup kemungkinan harinya bisa ditambah hingga berstatus normal kembali,” paparnya.
Diketahui, sekolah yang menggelar PTM terbatas dengan kapasitas 100 persen di Kota Tangerang ialah 420 TK, PAUD dan KB, serta 445 SD dan 201 sekolah tingkat SMP. Salah Satunya, SMP Negeri 24 Kota Tangerang, yang hari pertama dimulai dengan siswa kelas IX.
Kepala SMPN 24 Kota Tangerang, Bustomi menjelaskan secara persiapan tidak terlalu rumit. Pasalnya, Bustomi mengaku segala pengetatan prokes sudah berlangsung sejak awal. Mulai dari fasilitas cek suhu, cuci tangan, handsanitizer hingga masker pengganti.
Tak sampai di situ, Bustomi pun mengaku telah memperkuat Satgas Sekolah dan Satgas Kelas dengan lima siswa di setiap kelasnya. Tak sekadar menegur teman kelas yang lalai akan prokes, seperti melepas masker atau tak mencuci tangan.
juga bertugas untuk memperhatikan kondisi kesehatan siswa atau teman sekelasnya, apakah dalam kondisi baik-baik saja atau butuh penanganan.
“Hampir 98 persen seluruh siswa dan guru kami sudah divaksinasi, begitu juga dengan para keluarganya. Sisanya, tinggal mereka yang punya komorbit sehingga masih perlu konsultasi dokter untuk proses vaksinasi. Pastinya, setiap kelas ada guru yang standby selalu di kelas, untuk mengajar, mengawasi dan memantau setiap gerak siswa kami,” katanya. (Red)