itoday.id | JAKARTA . Deputi Kepemudaan Kementerian Pemuda dan Olahraga, Asrorun Ni’am Sholeh menyatakan, Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua bukan hanya ajang beradu prestasi tetapi juga silaturahmi.
Asrorun mengatakan, di satu sisi PON memang menjadi ajang yang mengedepankan kompetisi, sportivitas, serta optmalisasi kemampuan para atlet.
“Tetapi di luar kompetisi juga ada silaturahmi, ada komitmen untuk menyatukan kita sebagai satu bangsa di tengah keragaman asal usul, di tengah keragaman bahasa, keragaman suku, kita berkumpul dan Papua menjadi tuan rumahnya,” kata Asrorun dalam diskusi yang ditayangkan akun YouTube MNC Trijaya, Sabtu (2/10/2021).
Menurut Asrorun, ajang olahraga empat tahunan itu juga dapat menjadi momentum integrasi nasional serta menumbuhkan nilai-nilai kebersamaan masyarakat Indonesia.
“Yang merupakan soft skill yang perlu diiternalisasi menjadi bagian terpisahkan khazanah kekayaan yang harus dijaga di dalam kerangka pembangunan pemuda masyarakat Indonesia,” ujar dia.
Di samping itu, Asrorun mengaku optimistis penyelenggaraan PON di Papua dapat menggerakkan roda perekonomian di luar sektor pertambangan yang lekat dengan Papua selama ini.
Sebab, dengan adanya PON, anak-anak muda memperoleh kesempatan untuk menunjukkan dan memasarkan hasil kreativitas mereka yang akan berdampak secara ekonomi bagi masyarakat Papua maupun masyarakat Indonesia secara umum.
“Dengan adanya PON ini bisa disampaikan kepada publik bahwa ada khazanah kekayaan ekonomi sektor nontambang yang bisa dioptimalkan dan juga dikenalkan, dan di situlah peran anak-anak muda dengan kreativitas dan inovasinya,” ujar Asrorun.
PON XX di Papua akan berlangsung sejak 2-15 Oktober 2021 diikuti oleh sekitar 7.000 orang atlet dari 34 provinsi yang akan memperebutkan 2.239 medali dari 681 nomor pertandingan. (*)