itoday.id, Jakarta | Usaha wisata selam di Indonesia masih memiliki peluang profesi yang menjanjikan. Bukan hanya bidang selam rekreasi namun juga pekerjaan di bawah air.
“Scuba diving itu punya masa depan yang bagus bila ditekuni sebagai profesi anak muda,” kata Leo Wijaya, instruktur scuba diving, dalam diskusi scuba diving di Global Dive Jakarta, Rabu (30/10/2019).
Dijelaskannya, dalam profesinya sebagai penyelam komersial ia selalu membutuhkan penyelam bersertifikat. Terutama penyelam generasi Milenial, yang memiliki motivasi dan mandiri.
Dalam satu pekerjaan pemasangan pipa bawah air, penyelam dibayar minimal Rp 1 juta per hari. “Bayangkan berapa yang bakal diterima anak muda ini jika dia bisa bekerja sebulan? Penghasilannya hampir sama dengan level manajer kantoran,” tutur Leo.
Diver yang punya latar belakang pendidikan selevel mahasiswa, lebih disukai. Mahasiswa itu memiliki sifat analitik, karena sifat pekerjaan skill yang terlatih. Mahasiswa memiliki peluang profesional pada masa depan, walau dengan berbeda latar belakang pendidikan.
Satrio Pratomo, instruktur NAUI membenarkan bahwa commercial diving bisa ditekuni dengan mengikuti pelatihan berjenjang yang tersertifikasi.
“Awalnya dari rekreasi diving harus lengkap pelatihannya. Soalnya dari awal safety diving diajari mulai dari di kelas, kolam renang dan di laut terbuka,” ujar Satrio
Safety diving itu embedded dari semua pelajaran diving yang mengikuti ISO atau RSTC (recreation, scuba training, council). Ini adalah kesepakatan pola standar pengajaran di dunia selam.
John Sijabat yang mengelola sekolah scuba Diving Global Dive mengingatkan para generasi milenial kalau selam itu dengan metode pelatihan dan teknologi peralatan menjadi relatif mudah dilakukan namun tidak ada ruang untuk melakukan kesalahan.
“Ada aturan ketat yang harus diikuti, gak boleh main-main apalagi bercanda. No jokes. Soalnya resiko penyelaman juga tinggi,” ujar John Sijabat.
Scuba Diving yang sifatnya rekreasional bagi generasi milenial bisa menjadi profesi masa depan.
Penulis : Adt