
itoday.com l Serang – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten terus mengampanyekan nilai-nilai antikorupsi di dunia pendidikan guna membentuk generasi yang berintegritas dan mendorong tercapainya Indonesia Emas 2045. Hal ini disampaikan oleh Pelaksana Harian (Plh.) Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Banten, Nana Supiana, usai menghadiri sosialisasi antikorupsi di Aula Inspektorat Provinsi Banten, Kecamatan Curug, Kota Serang, pada Jumat, 17 Januari 2025.
Acara ini dihadiri ratusan pelajar SMA dan SMK, serta guru, kepala sekolah, dan berbagai pemangku kepentingan di Provinsi Banten, dengan tujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya budaya antikorupsi.

Menurut Nana, dunia pendidikan menjadi prioritas utama dalam menanamkan nilai-nilai antikorupsi. Sikap kejujuran harus diajarkan sejak dini agar anak-anak tumbuh menjadi individu yang berintegritas. “Namun, peran komunitas lain dan masyarakat juga tidak kalah penting dalam membangun budaya antikorupsi. Oleh karena itu, gerakan ini harus menjadi upaya bersama dan tanggung jawab kolektif,” ujarnya.
Nana menambahkan bahwa langkah pengawasan dan pencegahan praktik korupsi juga sangat penting. Ia optimis bahwa Provinsi Banten akan semakin baik jika budaya antikorupsi terus disosialisasikan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. “Tujuan akhirnya adalah mewujudkan Provinsi Banten yang lebih jujur, bersih, dan berintegritas,” tambahnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Inspektorat Provinsi Banten, Ratu Syafitri Muhayati, menegaskan bahwa pihaknya akan terus memberikan edukasi mengenai antikorupsi kepada berbagai lapisan masyarakat, terutama Aparatur Sipil Negara (ASN).
“Memang tidak mudah mengimplementasikannya. Banyak aturan yang harus dipatuhi, ditambah dengan berbagai tekanan dari berbagai pihak. Namun, kita harus tetap berpegang teguh pada sikap integritas dan menjunjung tinggi prinsip antikorupsi,” katanya.
Gerakan ini juga sejalan dengan visi Gubernur Banten periode 2025-2030, Andra Soni, yang berkomitmen mewujudkan pemerintahan bersih dan bebas dari korupsi. Dalam kampanyenya, Andra kerap menekankan pentingnya transparansi serta berjanji untuk tidak terlibat dalam praktik kotor tersebut.(*)
