itoday.id | KAB. SERANG . Belakangan ini, potensi tsunami di Selat sunda ramai diperbincangkan.
Walau tidak diketahui kapan potensi tsunami selat sunda itu terjadi, namun sejumlah pihak sudah melakukan persiapan.
Terkait potensi tsunami Selat Sunda tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Serang telah melakukan persiapan.
Anggota Pusdalops BPBD Kabupaten Serang, Jhonny E Wangga mengatakan, menyikapi banyaknya pembahasan soal berita potensi tsunami seperti di Cilegon dan Kabupaten Serang, di internal BPBD Kabupaten Serang sudah langsung mengadakan rapat terbatas.
Tujuannya untuk menghadapi kemungkinan yang terjadi walau apa yang dikabarkan di berita tersebut baru sebatas potensi.
“Betul di selat Sunda ada potensi tapi kapan terjadi belum ada alat dan orang yang dapat mendeteksi kapan waktu tepat hari tanggal bulan, tapi bicara potensi betul ada potensi,” ujarnya kepada Kabar Banten, Rabu 15 Desember 2021.
Langkah selanjutnya kata Jhonny, BPBD sudah mengundang BMKG pusat untuk langsung tanya jawab kaitan potensi tsunami di Selat Sunda.
Tujuannya agar BPBD tahu langkah apa yang harus diambil untuk antisipasi. Belum lama ini, pihaknya juga baru melakukan rencana kontinjensi atau Renkon terkait gempa tsunami.
“Artinya secara umum kita sudah siap hadapi kemungkinan yang bakal terjadi walau tidak bisa prediksi besar kecilnya bencana yang akan terjadi, tapi kita sudah berupaya mempersiapkan hal yang harua dilakukan kemudian hari,” katanya.
Kemudian kata dia, untuk meredam kepanikan masyarakat, pihaknya juga langsung menghubungi kepala desa, camat untuk ikut membantu sosialisasi dan meredam kepanikan akibat berita viral tentang tsunami.
Menurut dia, adanya berita tersebut bisa disikapi untuk meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi agar tidak terjadi gak yang tidak diinginkan.
“Jadi jangan dilihat negtifnya, tapi ada untungnya bahwa dengan muncul berita kita bisa tabu kesiapan kita sejauh apa. Dari situ bisa antisipasi kalau ada kekurangan harus segera disiapkan untuk hadapi kalau terjadi,” ucapnya.
Disinggung soal jalur evakuasi, ia mengatakan pihaknya sudah mengecek ulang jalur evakuasi. Selain titik yang sudah ditentukan ada juga titik yang dibuat oleh masyarakat.
Sebab sebenarnya kata dia masyarakat di sepanjang Anyer Cinangka sudah tahu betul kemana mereka harus evakuasi diri ketika bencana tsunami terjadi.
“Ada titik yang disipakan dan ada yang ditentukan masyarakat. Kalau terjadi lari kesini (jalur evakuasi), itu kemarin yang kita cek ulang ada ada 10 titik evakuasi, kita monitoring ulang layak tidaknya dan ternyata masih layak, kita akan lakukan penentuan titik evakuasi tambahan untuk memperbanyak titik evakuasi baik sementara maupun akhir,” tuturnya.
Penambahan titik dilakukan agar masyarakat Anyer Cinangka tidak terfokus pada satu titik saja.
Jhonny mengatakan dari hasil koordinasi dengan BMKG bahwa hasil perhitungan diketahui gelombang tsunami bisa sampai kedaratan di Kabupaten Serang butuh swktu mencapai 1 jam.
“Artinya ada cukup waktu masyarakat untuk evakuasi diri. Jadi untuk mengurangi risiko banyak korban harus didukung dengan akses jalan dan titik evakuasi yang banyak, jadi itu sudah cukup. Karena dibeberapa wilayah hitungan menit, kalau kita gelombang datang kedaratan 1 jam,” katanya.
Sedangkan masyarakat untuk sampai ke titik evakuasi dipastikan dibawah satu jam, dan semua tergantung ada di mana masyarakat tersebut saat kejadian.
“Makanya kita persiapkan banyak titik untuk tadi. Yang kesana kejauhan butuh waktu lama, untuk antisipasi kita coba titik baru,” ucapnya. (Red)