itoday, Labuan Bajo | Bank Indonesia (BI) memproyeksikan nilai tukar rupiah masih akan stabil sepanjang bulan Desember. Direktur Eksekutif Departemen Ekonomi Makro BI Endy Dwi Tjahjono mengatakan pada mata uang Garuda tersebut bulan ini bahkan berpotensi menguat.
Potensi penguatan tersebut menurutnya terlihat dari pergerakan rupiah pada bulan Oktober dan November yang cenderung stabil. “Rupiah ini memang menguat sejak Oktober, ini terutama didorong optimisme trade deal yang akan ditandatangani Desember, mulai Oktober menguat,” ujar Endy di Labuan Bajo, NTT, Senin (9/12/2019).
Dia melanjutkan pergerakan rupiah juga ditopang oleh penjualan surat utang negara dan arus modal asing yang masih cukup deras mengalir masuk ke dalam negeri.
“Kalau data lebih detail siklus nonresiden masih masuk sampai Desember, utamanya SUN dan outflow juga masih terjadi. Potensi inflow SUN masih besar karena return masih menarik juga melihat pada peta ekonomi yang dianggap masih lebih baik,” jelasnya.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) hingga perdagangan siang terlihat masih melanjutkan tren positif dari pembukaan pagi tadi. Perbaikan mata uang Garuda mengiring Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang juga melaju di zona hijau.
Berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah hingga perdagangan sesi I menanjak naik menjadi Rp14.010/USD dari posisi penutupan sebelumnya Rp14.033 per USD. Rupiah hingga siang ini bergerak pada kisaran level Rp14.000 hingga Rp14.035/USD.
Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah juga masih berada dalam penguatan ke posisi Rp14.021/USD. Gerak rupiah memperlihatkan perbaikan dibandingkan Jumat (6/12) lalu yang ditutup di Rp14.037/USD.
Penulis : Red