itoday.id, Maluku Tengah | Presiden Joko Widodo menyambangi korban gempa bumi,di Universitas Darussalam, di Desa, Tulehu, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, Selasa Pagi (29/10/2019).
Sebelum melakukan dialog dengan ratusan perwakilan pengungsi, Presiden Joko Widodo yang di damping ibu negara Iriana Joko Widodo, Menteri Perhubugan Budi Karya Sumadi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Kepala BNPN Doni Monardo, Gubernur Maluku Murad Ismail serta Bupati Kabupaten Maluku Tengah Abua Tuasikal, Presiden Joko Widodo, mengunjungi stand perencanaan pembangunan tahan gempa tyipe 36 dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat RI, untuk warga korban gempa bumi di Kota Ambon, serta Kabupaten Maluku tengah dan Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku.
Presiden joko Widodo juga mengungjungi stand program emas biru berupa budidaya ikan khas lokal serta program emas hijau yakni (program budidaya tanaman berupa pala, cengkeh, matoa dan sejumlah tanaman khas lokal lainnya yang merupakan program Brillian Doni Monardo, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, ketika menjadi Panglima Kodam XVI Patimura 2015-2017, lalu.
Presiden joko Widodo juga menyempatkan mengunjungi stand trauma healing untuk ratusan siswa korban gempa. Dilanjutkan dialog bersama ratusan perwakilan pengungsi, tokoh agama, tokoh masyarakat, Latupati se-kecamatan Salahutu, serta Bupati Walikota dari lokasi terdampak.
Dalam dialog tersebut, Presiden Joko Widodo, berpesen kepada masyarakat agar kuat serta berdoa untuk Indonesia serta khususnya Provinsi Maluku, dihindari dari beragam musibah bencana yang marak terjadi di tanah air. Sebab negeri kita berada dizona cincin api. itu artinya berbagai musibah alam seperti gempa bumi, sunami kapan bisa terjadi.
“Alhamdulillah, hari ini saya bisa ada disini, di Maluku Tengah, saya ingin menyampaikan beberapa hal. Supaya kita semunya tahu, bahwa negera kita negara Indonesia ini adalah negara yang berada di kawasan cincin api. artinya apa, kalau sudah berada di kawasan cincin api, yang namanya tsunami, yang namanya gempa itu berada di lingkungan kita. Tidak hanya di Maluku Tengah, tidak hanya di Maluku, tapi dari sejarah yang ada kita tahu di Aceh pernah, di Padang pernah, di Bengkulu pernah, di Lampung pernah, di Banten pernah, di Jogya pernah, yang paling setahun dua tahun ini di Nusa Tenggara, kemudian setahun yang lalu di Palu Donggala. Kita memang tidak ingin dan selalu mohon kepada Allah SWT, agar kita selalu dihindarkan dari yang namanya gempa dan tsunami,’’ pungkasnya.
sementara itu, data BPBD Provinsi Maluku mencatat, jumlah kerusakan rumah berjumlah 12 ribu lebih, rumah warga yang rusak berat, sedang dan ringan serta belasan fasilitas umum berupa kantor, jembatan dan fasiltas pendidikan serta rumah ibadah rusak berat, sedang dan ringan. Jumlah ini mencakup lokasi di Kota Ambon, Kabupaten Seram Bagian Barat serta Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.
Sedangkan jumlah korban meninggal akibat gempa M 6,8 Kamis (26/09) lalu serta gempa susulan M 5,2 Kamis (10/10/2019) lalu, berjumlah 41 orang. Sementara yang luka-luka ratusan orang, serta seratus lebih hingga kini masih mengungsi didataran tinggi karena truma gempa serta isu tsunami.
Jumlah ini mencakup tiga daerah dampak gempa yakni Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah dan Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku. (Tata/Sfy)