itoday.id | Serang – Tim gabungan Dinas ketahanan pangan, pertanian dan perikanan Kota Serang dan Dinas Pertanian Provinsi Banten melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban di Lapak Hewan Kurban Cipocok Jaya Serang, Banten.Rabu (21/6/2023)
Kabid Pengendalian Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Banten Ari Mardiana mengungkapkan pemeriksaan kesehatan hewan kurban dilakukan di 3 Kabupaten/Kota dengan menerjunkan 7 tim gabungan Provinsi dan Kota Serang.
“Target per hari 50 lapak, 7 lapak dilakukan oleh satu tim petugas kesehatan hewan,” terangnya.
Menurut Ari, setelah selesai melakukan pemeriksaan pada mulut, kuku, dan kulit hasilnya tidak ditemukan gejala penyakit PMK maupun LSD.
“Tidak ditemukan penyakit mulut dan kuku serta benjolan yang menempel di seluruh kulit sapi seperti cacar, kalaupun ada sariawan di mulut domba dan masih bisa ditangani itu tidak masuk ke kategori PMK,” tuturnya.
Ari menyebut penyakit PMK maupun LSD bukan penyakit Zoonosis atau menular pada manusia akan tetapi secara kerugian sangat tinggi.
Dokter Hewan Kota Serang Ratna Suryaningrum mengungkapkan pemeriksaan ini bertujuan guna memberikan jaminan kepada masyarakat bahwa ternak kurban yang akan di sembelih itu sehat dan layak untuk dikonsumsi.
“Setelah dilakukan pemeriksaan di temukan hewan kurban yang menderita Orf/penyakit keropeng atau sariawan pada kulit di sekitar bibir domba dan kambing sebanyak 5 ekor, 2 ekor pilek serta yang 1 ekor menderita sakit mata. Insya allah penyakit tersebut bukan penyakit yang menular kepada manusia, terbilang aman,” ungkapnya.
Ratna menjelaskan pemeriksaan ini sengaja dilakukan saat mendekati hari raya Idul adha supaya banyak lapak ternak yang siap jual sehingga pemeriksaan bisa merata di semua Kecamatan yang ada di Kota Serang.
“Untuk pemeriksaan hewan kurban di tahun ini, kami menurunkan 7 tim dan mulai pemeriksaan dari hari ini hingga H-1 hari raya Idul adha di bantu juga oleh tim dari Dinas Pertanian Provinsi Banten. Selain itu pemeriksaan kurban saat hari raya Idul adha kami juga menurunkan 11 petugas, dibantu petugas teknik dari Pertanian Provinsi Banten dan juga Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia,” jelasnya. (Red)
