itoday.id | Jakarta – Ekonomi dunia yang baru saja berlangsung pulih akibat pandemi covid-19, kini mulai melandai. Hal ini membuat perusahaan teknologi berada di bayang-bayang tech winter. Melihat hal ini, Ayoconncet berpandangan kolaborasi bisa menjadi masa depan bagi ekosistem teknologi finansial (financial technology/fintech).
“Saat dunia mulai pulih dari situasi ekonomi saat pandemi covid-19, ekonomi global yang menurun kembali membawa kita semua untuk beradaptasi. Ini adalah momentum untuk menjalin dan menguatkan kolaborasi dengan berbagai sektor dan industri,” kata CEO dan Founder Ayoconnect Jakob Rost dalam pernyataan resminya, Senin (12/12).
Ia melihat tech winter terjadi akibat ekonomi global yang mulai mengalami penurunan dan diikuti ancaman resesi. Imbasnya, perusahaan teknologi mulai mengalami pertumbuhan yang lebih lambat karena konsumen menunda pengeluaran sehingga menyebabkan perampingan tim di perusahaan teknologi.
Meski begitu Jacob yakin Indonesia memiliki keunggulan pada masa tech winter di mana 179 juta orang memiliki smartphone, jumlah yang diperkirakan akan meningkat menjadi 239 juta pada 2026.
Angka tersebut diprediksi menjadi potensi sinergi antar pemerintah, asosiasi, dan pelaku industri fintech mendorong kemajuan digitalisasi, khususnya untuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“Besarnya angka penetrasi pengguna internet dan smartphone merupakan peluang yang membuka lebar pintu kesempatan untuk mengoptimalkan kolaborasi antar sektor. Kolaborasi yang optimal tidak hanya mampu mempercepat inklusi keuangan, tapi dalam jangka panjang juga dapat menjanjikan proses pemulihan ekonomi nasional yang stabil dan berkelanjutan” ucap Jakob.
Ia menambahkan, beberapa tahun terakhir ini, fintech telah menjadi salah satu sektor yang paling berkembang dalam lanskap teknologi. Bahkan, survei FinTech Global PWC, pada 2019 menyebut lebih dari 47% perusahaan jasa keuangan memasukkan fintech dalam strategi masa depan mereka.
“Lebih banyak konsumen juga mengandalkan layanan digital untuk mengakses informasi keuangan mereka dan melakukan transaksi,” imbuhnya.
Fenomena tersebut, lanjut Jacob, telah menyebabkan pertumbuhan layanan fintech yang cepat. Institusi finansial konvensional pun turut mengadopsi tren ini untuk memperluas jangkauan layanan mereka melalui adopsi open finance dengan penerapan embedded finance, produk digital dan integrasi API.
VP of Synergy Ayoconnect Achmad Syarifuddin menambahkan, kerja sama sinergis merupakan salah satu strategi untuk mengatasi tech winter pada 2023.
Menurutnya, Product Tech Connect merupakan bentuk komitmen Ayoconnect untuk menggemakan semangat kolaborasi melalui diskusi antara fintech, perbankan, regulator dan seluruh pemain di ekosistem finansial digital.
“Ke depannya, Ayoconnect akan terus mendukung kolaborasi antar sektor – terutama dari sisi Open Finance. Banyak peluang yang bisa dioptimalkan melalui pengembangan Open Banking dan Open Finance, yang dapat membantu ekosistem finansial digital kami bertahan melalui tech winter yang akan datang,” ujarnya. (*)