Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Travel

Pendakian Gunung Rinjani Dibuka Kembali, Ini Syaratnya

×

Pendakian Gunung Rinjani Dibuka Kembali, Ini Syaratnya

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

itoday.id, Mataram | Setelah peristiwa gempa bumi pada Agustus 2018, jalur pendakian Gunung Rinjani ditutup. Dan dibuka kembali pada 6 November 2019. Penutupan itu dilakukan, karena banyaknya titik longsor di sepanjang jalur pendakian.

Sejak dibuka, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani membatasi pendakian hanya sampai Plawangan. Para wisatawan dan pendaki masih dilarang menuju puncak dan Danau Segara Anak. Pascapembukaan rute pendakian, rata-rata jumlah pendaki setiap harinya mencapai 79 orang. Terdiri dari pendaki mancanegara dan nusantara.

Example 300x600

Untuk data pendakian selama periode 14 Juni – 21 November 2019, Rinjani telah dikunjungi 14.256 orang. Perinciannya, pendaki mancanegara 11.414 orang dan nusantara 2.842 orang. Terbanyak dari pintu Senaru, Kabupaten Lombok Utara 10.636 orang disusul dari pintau Sembalun 2.022 orang, dan pintu Timbanuh, Lombok Timur 1.159 orang, pintu Aik Berik 439 orang.

Menurut Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani Dedy Asriady, para pendaki hanya diperbolehkan melalui empat pintu pendakian yaitu Senaru di Kabupaten Lombok Utara, Sembalun dan Timbanuh di Kabupaten Lombok Timur dan Aik Berik di Kabupaten Lombok Tengah. “Selain itu tidak diperkenankan,” kata Dedy

Dibatasinya jalur pendakian demi kehati-hatian terhadap kemungkinan adanya titik rawan longsor yang membahayakan. Pasalnya, jalur pendakian mengalami kerusakan pascagempa  selama sebulan berturut-turut 29 Juli – 19 Agustus 2018 lalu. Selain itu, terdapat tiga potensi bencana geologi berupa letusan Gunung Api Baru Jari, gempa bumi dan tanah longsor.

Akibat gempa yang lalu, pendaki Malaysia dan Sulawesi Selatan meninggal setelah turun dari puncak Rinjani. Selain korban jiwa, beberapa orang wisatawan Malaysia luka-luka di lokasi air terjun Sendang Gile Kabupaten Lombok Utara.

Meskipun berpotensi gempa dan erupsi, daya tarik Rinjani memang luar biasa. Gunung Rinjani diusulkan menjadi geopark oleh Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) pada tahun 2007. Lalu, ditetapkan sebagai geopark nasional (2013) dan geopark global (2018).

Menurut salah seorang penggagas Geopark Rinjani, Heryadi Rachmat, yang saat ini menjabat sebagai ketua Masyarakat Geowisata Indonesia (MAGI), Gunung Rinjani merupakan surga pendaki Indonesia karena keindahan pemandangannya. Untuk pendakian puncak Rinjani, ada beberapa jalur yang sering digunakan oleh pendaki, yaitu via Sembalun, Senaru, dan Torean. “Jalur pendakian Senaru merupakan jalur pendakian paling ramai,” ujarnya.

Ramainya jalur tersebut disebabkan selain sebagai jalur wisata trekking, juga kerap dipergunakan sebagai jalur pendakian oleh masyarakat adat. Mereka mendaki Gunung Rinjani untuk ritual adat atau keagamaan di puncak Rinjani atau Danau Segara Anak.

Rute pendakiannya adalah Senaru – Pelawangan Senaru-Danau Segara Anak dengan berjalan kaki. Waktu tempuhnya antara sekitar 10 – 12 jam melalui jalur wisata yang berada dalam hutan primer. Sepanjang jalan trail telah disediakan sarana peristirahatan pada setiap pos. Dari pintu gerbang Senaru sampai Danau Segara Anak terdapat tiga pos. Sejak dari Senaru medan yang ditempuh langsung mendaki hingga dinding kaldera Rinjani, setelah itu baru turun ke Danau Segara Anak.

Dari Danau Segara Anak bila menuju ke Pelawangan Sembalun, membutuhkan waktu sekitar empat jam. Sedangkan ari Pelawangan Sembalun ke Puncak Rinjani membutuhkan waktu 4 – 5 jam. Pendakian ke puncak Rinjani, umumnya dilakukan pada pukul 02.00, agar dapat menikmati matahari terbit dari puncak gunung, sekaligus memandang lanskap Pulau Lombok dan Bali — bila cuaca cerah.

Kemudian, jalur Sembalun yang digemari wisatawan yang ingin trekking. Rute yang dilalui adalah gerbang Sembalun Lawang – Pelawangan – Sembalun – Puncak Rinjani. Jalur Sembalun merupakan rute panjang, yang membutuhkan waktu 9 – 10 jam.

Jalur ini sangat dramatis karena melintasi padang savana dan punggung gunung yang berliku-liku dengan jurang di sebelah kiri dan kanan. Perjalanannya dimulai dari Sembalun Lawang menuju ke Gunung Plawangan selama sekitar 8 jam. Tiba di Plawangan ada dua pilihan, yaitu mendaki ke puncak Rinjani atau Segara Anak. Dari Plawangan ke puncak Rinjani dapat ditempuh sekitar 3 jam dengan kondisi jalan yang terus menanjak dan gersang.

Apabila memilih ke Segara Anak dapat ditempuh selama 2,5 jam dengan menuruni tebing. Di tepi danau para pendaki dapat menyaksikan kerucut Barujari dan Gunung Mas. Untuk mencapai Barujari dari tepi danau dapat di tempuh selama 1,5 jam.

Dibandingkan Senaru, jalur pendakian ini tidak terlalu curam. Meskipun tak terlalu menantang, pemandangan savananya membuat para pendaki menggemari jalur ini. Jalur ini memamerkan lembah yang menghijau di sebelah timur Gunung Rinjani, dan indahnya Selat Alas dan Pulau Sumbawa di kejauhan. Setelah tiba di puncak Rinjani, pendaki bisa menikmati panorama alam dari ketinggian.

Pilihan lain, melalui jalur Torean. Sepanjang jalur ini, dari Desa Torean menuju Kali Tiu – yang merupakan batas Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) – sekaligus Pos I pendakian. Desa Torean menawarkan pemandangan ladang, padang pengembalaan, perkebunan, dan merupakan kawasan hutan produksi. Sepanjang perjalanan, pendaki melintasi jalanan yang diapit dua gunung dan menemui aliran Sungai Kokok Putih.

Berkat keindahan dan budaya yang dikandungnya, Gunung Rinjani meraih World Legacy Award untuk kategori Destination Stewardship dari Conservation International dan National Geographic Traveler 2004 serta Tourism for Tomorrow Award pada 2007.

Penulis : Red

 

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *