itoday.id, Jakarta | Jumlah dana investor asing sedang tinggi-tingginya di pasar surat uang negara (SUN) saat ini, dengan porsi yang bertahan di kisaran 38%-39% dari total efek utang negara yang beredar.

Namun, di saat nilai dana investor asing meningkat, ada beberapa jenis investor yang justru terkoreksi sejak akhir tahun lalu hingga posisi terakhir 8 November lalu.

Keduanya yaitu perbankan syariah dan Bank Indonesia, sehingga SUN yang diserap investor asing sebagian besar berasal dari bank-bank syariah dan bank sentral atau Bank Indonesia.

Data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan RisikoKemenkeu (DJPPR) menunjukkan sejak Oktober hingga awal November, nilai kepemilikan investor asing pada pasar obligasi rupiah pemerintah naik dan berturut-turut mencetak rekor baru. Rekor tercipta dari mulai Rp 1.060 triliun hingga mencapai Rp 1.070 triliun pada 8 November.

Peningkatan dana investor asing tersebut juga tidak lepas dari faktor penerbitan baru SUN oleh pemerintah, yang tercermin dari jumlah obligasi rupiah pemerintah beredar yang bertambah Rp 372,84 triliun (15,74%) menjadi Rp 2.741 triliun dari Rp 2.368 triliun pada Desember 2018-15 November 2019.

Dana investor asing terlihat deras terutama dilihat dari persentase kenaikan jumlah dana mereka yang lebih besar dibanding penerbitan pemerintah yaitu 19,62% atau senilai Rp 175,33 triliun menjadi Rp 1.068 triliun dari Rp 893,43 triliun.

Sebaliknya, jenis investor lain yang susut dari sisi nilai kepemilikan adalah bank syariah yang justru turun tipis senilai Rp 2,85 triliun (6,83%) menjadi Rp 38,87 triliun dari Rp 41,71 triliun.

Selain perbankan syariah, nilai kepemilikan Bank Indonesia pada SUN juga turun Rp 40,9 triliun (19,86%) menjadi Rp 165,06 triliun dari Rp 205,96 triliun. Jumlah itu adalah jumlah bersih kepemilikan BI di luar SUN yang digunakan dalam operasi moneter di perbankan.

Penulis : Red